Rabu, 09 Desember 2009

QIYAMUL'LAIL [3]

RAKAAT QIYAMUL-LAIL

Bilangan rakaat Qiyamul-lail yang pernah dikerjakan oleh Rasulullah itu tidak lebih dari 13 rakaat; terdiri dari shalat iftitah, shalat lail dan shalat witir. Adapaun yang paling sedikit beliau kerjakan tidak kurang dari 7 rakaat; terdiri dari shalat lail dan shalat witir.

Untuk lebih jelasnya, marilah kita memperhatikan hadits-hadits berikut ini.

"Dari Ibnu Abbas, ia berkata: shalat Nabi saw tiga belas rakaat, yaitu shalat pada waktu malam" (HR Muslim)

"Dari Masruq, ia berkata: aku bertanya kepada Aisyah tentang shalat Rasulullah saw pada waktu malam hari. jawabnya: (Adakalanya) tujuh (rakaat) atau sembilan (rakaat) atau sebelas (rakaat) selain dua rakaat fajar" (HR. BUkhari).

"Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah tidak pernah menambah shalatnya pada bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan yang lain dari sebelas rakaat" (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan tiga riwayat di atas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah saw tidak pernah mengerjakan qiyamul-lail lebih dari 11 rakkat, kecuali apabila beliau memulai shalatnya dengan 2 rakaat shalat iftitah.
Ada juga yang berpendapat bahwa Rasulullah saw pernah mengerjakan qiyamul lail 21 rakaat. Pendapat ini berdasarkan hadits berikut:

"Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah saw pernah shalat pada bulan Ramadhan dua puluh rakaat dan shalat witir" (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Hadits ini tidak dapat dijadikan dalil, karena dha'if (lemah). Ibnu Hajar dalam kitab Fat-hul Bari IV/254 menerangkan bahwa hadits yang diriwayatkan Ibnu Abi Syaibah dari Ibnu Abbas itu sanadnya dha'if. Sebelumnya Imam Az-Zaila'i juga telah menyatakan pernyataan yang sama dalam kitabnya Nashbur Rayah II: 153.


Syaikh M. Nashiruddin Al-Albani berkata: Hadits Ibnu Abbas lemah sekali, sebagaimana telah disebutkan dalam kitabnya shalatul Tarawih: 22.

Imam as-Suyuthi dalam kitabnya al-Hawi lil Fatawa II: 73 juga mengatakan bahwa hadits tersebut ada kelemahan dalam sanadnya.

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya At-Taqrib menyatakan bahwa rawi dalam sanad hadits tersebut yang namanya Abu Syaiban Ibrahim bin Utsman itu Matrukul hadits; yaitu orang yang ditinggalkan atau tidak diambil hadits yang diriwayatkan olehnya.

Mengingat Rasulullah saw tidak pernah shalat lebih dari 11 rakaat selain shalat iftitah, bahkan justru pernah kurang, dapat diambil kesimpulan bahwa qiyamul-lail itu paling banyak 11 rakaat atau 13 rakaat dengan shalat iftitah.

Adapaun bilangan shalat lail Rasulullah saw paling banyak 10 rakaat dan paling
sedikitnya 2 rakaat. Ini dapat diketahui dari riwayat berikut:

"Dari al-Qasim bin Muhammad, ia berkata: Aku mendengar Aisyah berkata: Shalat Rasulullah saw pada waktu malam sepuluh rakaat dan beliau berwitir satu rakaat" (HR. Muslim).

Ketika Sa'ad bin Hisyam bertanya kepada Aisyah, beliau diantaranya menerangkan :

" Maka tatkala Rasullah saw sudah mencapai usia tua dan menjadi gemuk beliau shalat witir tujuh rakaat, beliau tidak duduk melainkan pada rakaat keenam dan ke tujuh dan tidak memberi salam melainkan pada rakaat yang ketujuh.Sesudah itu beliau shalat dua rakaat dengan duduk, maka bilangan rakaat yang dikerjakan beliau itu sembilan rakaat wahai nakku" (HR Abu Dawud).

Berdasarkan riwayat di atas, maka shalat-lail yang pernah dikerjakan Rasulullah saw itu 10 rakaat, 8 rakaat, 6 rakaat. 4 rakaat dan 2 rakaat.

Jadi shalat lail yang dikerjakan Rasulullah saw terbanyak 10 rakaat dan paling sedikit 2 rakaat. Setelah kita mengetahui bilangan shalat lail yang pernah dikerjakan Rasulullah, maka tinggallah bilangan shalat witir yang pernah beliau kerjakan.

Sekarang perhatikanlah riwayat berikut, disamping beberapa hadits yang sudah disebut-sebut sebelumnya.

" Dari Aisyah ia berkata, Rasulullah saw shalat malam sebelas rakaat, dari bilangan rakaat-rakaat itu beliau shalat witir satu rakaat" (HR. Muslim).

"Sa'ad bin Hisyam bertanya kepada Aisyah: Kabarkan kepadaku tentang shalat witir Rasulullah saw. Aisyah menjawab: Kami biasanya menyediakan alat penggosok gigi (siwak) dan air untuk bersuci beliau, lalu belaiau bangun pada waktu yang Allah kehendaki waktu malam, kemudian beliau bersiwak, berwudhu dan shalat sembilan rakaat, belaiu tidak duduk pada rakaat-rakaat itu melainkan pada rakaat kedelapan (duduk tashyahud), lalu berd-dzikirlah, bertahmid dan berdoa kepada Allah sesudah itu belaiu bangkit, tidak memberi salam, kemudian beliau berdiri lalu shalat rakaat kesembilan, kemudian duduk (tasyahud) berdzikir, bertahmid dan berdoa kepada Allah lalu memberi salam sehingga kedengaran kepada kami. Sesudah itu beliau shalat dua rakaat (shalat lail) dengan duduk. Yang demikian itu jadi sebelas rakaat hai anakku." (HR Muslim dan Ahmad).

Dua hadits di atas menerangkan bahwa shalat witir Rasulullah saw minimalnya 1 rakaat dan maksimalnya 9 rakaat. Dan hadits-hadits pada pembahasan sebelumnya juga telah menerangkan bahwa Rasulullah saw juga pernah shalat witir 3 rakaat, 5 rakaat dan 7 rakaat. Maka dengan ini disimpulkan :
1. Qiyamul-lail yang dikerjakan Rasulullah saw paling banyak (maksimalnya) 11 rakaat
atau 13 rakaat dengan shalat iftitah dan paling sedikit (minimalnya) 7 rakaat.
2. Shalat lail itu maksimalnya 10 rakaat dan minimalnya 2 rakaat.
3. Shalat witir itu maksimalnya 9 rakaat dan minimalnya 1 rakaat.

Bersambung : Kaifiyat qiyamul-lail .....

Disalin dari buku SHIFAT DAN KAIFIYAT QIYAMUL-LAIL oleh Aliga Ramli, Lc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar