Rabu, 19 Mei 2010

40 Manfaat Shalat Berjama'ah (24), (25), (26).

oleh : Syaikh Abu Abdillah Musnid al-Qahthani


Manfaat ke–24 : Mendapatkan Pahala Berjamaah Meskipun Telah Selesai Dikerjakan

Manfaat lain dari shalat berjamaah yaitu orang yang datang (ke masjid) untuk melakukannya akan tetap mendapatkan pahala berjamaah meskipun orang-orang sudah selesai melakukan shalat berjamaah.

Imam Ahmad, Abu Daud dan an-Nasa’i meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi shallallahu 'alahi wasallam bersabda,

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ وُضُوْءَهُ ثُمَّ رَاحَ فَوَجَدَ النَّاسَ قَدْ صَلُّوْا أَعْطَاهُ اللهُ مِثْلَ أَجْرِ مَنْ صَلاَّهَا وَحَضَرَهَا لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أَجْرِهْمْ شَيْئاً

“Siapa yang berwudhu kemudian membaikkan wudhunya lalu pergi (ke masjid) dan ia mendapati orang-orang telah selesai shalat, niscaya Allah (tetap) memberinya pahala orang yang tetap shalat dan menghadirinya secara berjamaah, pahalanya tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (Shahihul Jami’ no.6163)

Manfaat ke–25 : Sempurnanya Shalat

Shalat berjamaah adalah salah satu sebab bagi kesempurnaan dan kelengkapan shalat, juga pada ghalibnya menyelamatkan dan mengamankan diri dari lupa. Selanjutnya, ia berdampak pada semakin tingginya derajat (potensi) diterimanya shalat tersebut dengan izin Allah.

Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam bersabda,

اْلإِمَامُ ضَامِنٌ وَاْلمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، اَللّهُمَّ أَرْشِدِ اْلأَئِمَّةَ وْاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِيْنَ

“Imam adalah yang bertanggung jawab, mu’adzin adalah yang dipercaya. Ya Allah, berilah petunjuk kepada para imam dan ampunilah para mu'adzin.” (Shahihul Jami’ no.2787)

Para ulama berkata, “Imam adalah yang bertanggung jawab maksudnya dialah yang menanggung kesempurnaan shalat para makmum.” (Lihat ‘Aunul Ma’bud 2/152)

Ini tentunya berbeda dengan orang yang shalat sendirian. Jika terjadi kesalahan, lupa atau kekurangan, tak seorangpun yang menanggung atasnya.

Manfaat ke–26 : Amal yang Paling Utama

Shalat berjamaah adalah di antara sebab yang menjadikan seseorang melakukan shalat pada awal waktunya atau minimal tepat pada waktunya. Dan ini adalah termasuk amalan yang paling utama di sisi Allah subhanahu wata'aala.

Abu Daud dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ummi Farwah radhiyallahu 'anha, bahwasanya ia berkata, Rasulullah shallallahu 'alahi wasallam ditanya,

أَيُّ اْلأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: اَلصَّلاَةُ فيِ أَوَّلِ وَقْتِهَا. وَفيِ رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ: أَفْضَلُ اْلأَعْمَالِ الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا وَبِرُّ اْلوَالِدَيْنِ

“Amalan apakah yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat pada awal waktunya.” Dan dalam riwayat Muslim disebutkan, “Amal yang paling utama yaitu shalat pada waktunya dan berbuat baik pada ibu bapak (birrul walidain).” (Shahihu Jami no.1093,1094)

www.alsofwah.or.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar