Tipu Daya Iblis Sesatkan Manusia
Iblis merupakan makhluk yang tidak pernah rela melihat manusia berada dalam kebaikan dan kebenaran, ketaatan dan ketakwaan kepada Allah. Sekecil apapun kebaikan dan kebenaran itu, Iblis tidak akan pernah rela saksikan manusia berada di dalamnya.
Karenanya, Iblis senantiasa berusaha mengerahkan segala kemampuan dan membuat berbagai tipu daya untuk menyesatkan manusia dari jalan yang benar, menjadikan yang haq adalah batil dalam pandangan mereka, dan sebaliknya menjadikan yang batil adalah haq, mencampuradukan antara kebenaran dan kesesatan, membuatnya indah sebuah kejahatan, menjadikannya pahit sebuah ketaatan, dan seterusnya sampai akhirnya manusia itu benar-benar jauh dari jalan Allah dan menjadi pengikut setia Iblis atau setan.
Langkah Iblis Sesatkan Manusia
Dalam usaha menyesatkan manusia, Iblis/setan memiliki metode dan cara yang rapih, baik dan lembut sekali. Karena itu, manusia yang lengah akan dengan mudahnya tertipu dan terpedaya oleh perangkap-perangkap lembut setan, kecuali orang-orang yang mendapatkan taufik dari Allah yang senantiasa terjaga dan terhindar darinya.
Berikut ini adalah beberapa tahapan yang akan ditempuh oleh Iblis/setan dalam usaha menyesatkan umat manusia :
a.Kekufuran
Ini merupakan usaha pertama yang harus ditempuh oleh Iblis, menjadikan orang-orang beriman murtad dan keluar dari agama islam dan menjadikan orang-orang kafir tetap dalam kekafirannya. Iblis tidak akan pernah rela melihat ketaatan manusia kepada Allah, istiqamah dalam agama islam dan tegak di atas kebenaran. Dan sebaliknya, Iblis sangat senang melihat manusia berada dalam kekafiran, jauh dari Allah dan tenggelam dalam kesesatan.
Murtad atau keluar dari agama islam sangatlah dibenci dalam islam. Oleh karena itu, islam memberikan ancaman yang keras bagi siapa saja yang murtad atau keluar dari agama islam berupa halalnya darah yang sebelumnya haram dan terlindungi dalam islam, mereka juga akan menjadi golongan yang merugi di dunia dan akhirat.
Allah telah berfirman:
Karenanya, Iblis senantiasa berusaha mengerahkan segala kemampuan dan membuat berbagai tipu daya untuk menyesatkan manusia dari jalan yang benar, menjadikan yang haq adalah batil dalam pandangan mereka, dan sebaliknya menjadikan yang batil adalah haq, mencampuradukan antara kebenaran dan kesesatan, membuatnya indah sebuah kejahatan, menjadikannya pahit sebuah ketaatan, dan seterusnya sampai akhirnya manusia itu benar-benar jauh dari jalan Allah dan menjadi pengikut setia Iblis atau setan.
Langkah Iblis Sesatkan Manusia
Dalam usaha menyesatkan manusia, Iblis/setan memiliki metode dan cara yang rapih, baik dan lembut sekali. Karena itu, manusia yang lengah akan dengan mudahnya tertipu dan terpedaya oleh perangkap-perangkap lembut setan, kecuali orang-orang yang mendapatkan taufik dari Allah yang senantiasa terjaga dan terhindar darinya.
Berikut ini adalah beberapa tahapan yang akan ditempuh oleh Iblis/setan dalam usaha menyesatkan umat manusia :
a.Kekufuran
Ini merupakan usaha pertama yang harus ditempuh oleh Iblis, menjadikan orang-orang beriman murtad dan keluar dari agama islam dan menjadikan orang-orang kafir tetap dalam kekafirannya. Iblis tidak akan pernah rela melihat ketaatan manusia kepada Allah, istiqamah dalam agama islam dan tegak di atas kebenaran. Dan sebaliknya, Iblis sangat senang melihat manusia berada dalam kekafiran, jauh dari Allah dan tenggelam dalam kesesatan.
Murtad atau keluar dari agama islam sangatlah dibenci dalam islam. Oleh karena itu, islam memberikan ancaman yang keras bagi siapa saja yang murtad atau keluar dari agama islam berupa halalnya darah yang sebelumnya haram dan terlindungi dalam islam, mereka juga akan menjadi golongan yang merugi di dunia dan akhirat.
Allah telah berfirman:
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barangsiapa mencari agama selain islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85)
Rasulullah juga telah bersabda:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ، فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الإِسْلاَمِ، وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwasannya tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka melakukan hal itu, maka mereka telah menjaga darah dan hartanya dariku, kecuali dengan hak islam (yang mereka langgar-murtad-). Adapun perhitungannya oleh Allah.”(HR. Bukhari, no. 25)
Seluruh kebaikan dan amal shalih orang yang murtad juga akan terhapus dan sia-sia. Akhirnya ia pun akan menyesal untuk selama-lamanya, ditambah ia akan kekal di dalam neraka. Hal ini sebagaimana firman Allah:
وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”(QS. Al-Baqarah: 217)
b.Kemusyrikan
Apabila jalan kekufuran tidak bisa diraihnya, maka kesyirikan adalah usaha selanjutnya yang akan ditempuh oleh Iblis/setan dalam menyesatkan jalan manusia, karena hal ini adalah cara yang paling besar dan cepat untuk menjatuhkan manusia dalam kehinaan. Setan mengetahui bahwa syirik adalah perbuatan dosa yang paling besar, dimana Allah tidak akan mengampuni dosa syirik apabila pelakunya tidak sempat bertaubat sampai ajal menjemputnya. Dan Allah akan mengampuni dosa-dosa selain syirik.
Usaha menggelincirkan manusia ke dalam kesyirikan akan dilakukan secara merata kepada seluruh umat manusia berdasarkan tingkat keimanan mereka. Orang-orang awam yang memiliki tingkat keimanan dan pengetahuan agamanya yang rendah akan dijerumuskan ke dalam perbuatan syirik yang nyata dan jelas, seperti berupa penghambaan dan pengagungan terhadap para leluhur, pengkramatan tempat-tempat tertentu atau kuburan orang-orang shalih, dimana semua itu dipenuhi dengan beragam ritual-ritual sesat yang dibumbuhi dzikir-dzikir.
c.Kebid’ahan
Apabila Iblis tidak berhasil untuk menggelincirkan manusia dari jalan Allah yang benar lewat kekufuran dan kesyirikan, maka ia kan menempuh jalan berikutnya, yaitu menjatuhkan mereka ke dalam perbuatan bid’ah. Lewat cara ini, Iblis berusaha untuk mengelabui manusia bahwa perbuatan yang mereka lakukan adalah jalan yang benar.
Perbuatan bid’ah sangatlah berbahaya dalam islam, baik bagi pelakunya sendiri maupun bagi agama islam. Karena seiring dengan menyebarnya praktek-praktek bid’ah, maka seiring itu pula akan banyak sunnah-sunnah yang tenggelam dan ditinggalkan. Sehingga, lambat laun banyak umat islam yang menganggap perbuatan bid’ah adalah sunnah dan menyakini amalan yang sunnah adalah bid’ah.
Adapun bagi pelakunya, perbuatan bid’ah tidak membawa manfaat sama sekali. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah:
مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa mengada-ada dalam urusan kami (tentang perkara agama) yang tidak ada perintahnya, maka ia tertolak.”(HR. Bukhari, no. 2697)
Iblis sangatlah senang melihat manusia tenggelam dalam amalan-amalan bid’ah, dan ia sangatlah membenci mereka yang istiqamah dan senantiasa menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah. Kegembiraan Iblis tidak lain karena ia melihat para pelaku bid’ah telah tertipu oleh perbuatan mereka sendiri. Mereka merasa dan yakin bahwa amalan-amalan yang mereka lakukan adalah benar, berpahala dan bisa mendekatkan diri kepada Allah.
Di sinilah letak bahaya bid’ah yang sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah. Oleh karena itu, beliau bersabda:
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru dalam agama, sesungguhnya setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap perbuatan bid’ah adalah sesat.”(HR. Abu Dawud, no. 4607)
Karena pentingnya menjauhi perkara-perkara bid’ah dan pentingnya menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah serta bahaya yang sangat besar yang ditimbulkan oleh amalan-amalan bid’ah, Ibnu Mas’ud mengatakan:
اْلاِقْتِصَادُ بِالسُّنَّةِ خَيْرٌ مِنَ اْلاِجْتِهَادِ بِاْلبِدْعَةِ
“Mencukupkan diri dengan sunnah jauh lebih baik daripada bersungguh-sungguh dalam mengerjakan perbuatan bid’ah.”
Imam Malik bin Anas juga mengatakan, “Barangsiapa yang membuat bid’ah dalam islam yang ia menganggap sebagai bid’ah hasanah, maka sesungguhnya ia telah menuduh bahwa Muhammad telah berkhianat dalam menyampaikan risalahnya. Karena sesungguhnya Allah telah berfirman:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu.”(QS. Al-Maidah: 3)
Maka, apa-apa yang tidak menjadi agama pada hari itu, niscaya tidak akan menjadi agama pada hari ini.”
d.Perbuatan maksiat
Kemaksiatan adalah jalan berikutnya yang akan ditempuh oleh Iblis untuk menggoda dan menjerumuskan mereka ke dalam perbuatan-perbuatan dosa. Kemaksiatan merupakan bentuk kedurhakaan kepada Allah dan Rasul-Nya, karena maksiat adalah setiap perbuatan yang menyelisihi ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Maksiat memiliki pengertian dan ruang lingkup yang luas.Maka setiap perbuatan syirik, bid’ah maupun perbuatan dosa lainnya adalah sebuah kemaksiatan, karena semua itu telah menyelisihi ketaatan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Akan tetapi, tidak semua perbuatan maksiat adalah syirik maupun bid’ah.
Dan perbuatan maksiat yang dimaksud dalam point ini adalah kemaksiatan selain kekufuran, syirik dan bid’ah.Seperti qhibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), berdusta, berkhianat, maupun perbuatan dosa lainnya.Demikianlah Iblis/setan terus berusaha menggoda manusia supaya jauh dari jalan kebenaran.
e.Perbuatan sia-sia
Apabila Iblis/setan telah menempuh beragam cara di atas untuk menyesatkan manusia namun tidak berhasil, maka ia tidak akan berhenti begitu saja. Cara lain yang lebih halus pun akan ditempuhnya, yaitu dengan menjadikan manusia tenggelam untuk melakukan perbuatan sia-sia. Berbagai tipu daya pun ia tiupkan ke dalam dada mereka, seperti bisikan bahwa perbuatan yang dilakukannya itu tidaklah berdosa, dirinya merasa telah menunaikan hal-hal yang wajib, sehingga waktu yang dimilikinya terbuang sia-sia tanpa membawa manfaat yang berarti.
Akhirnya, kita memohon kepada Allah agar senantiasa memberikan taufik-Nya kepada kita semua untuk senantiasa tegak di atas jalan yang benar, istiqamah di atas sunah-sunah Rasulullah dan jauh dari perbuatan dosa dan maksiat sampai akhir hayat kita. Amiin
Wallohu a'lam bishowab
Ditulis oleh Saed As-Saedy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar